Artikel
TAK PUNYA PILIHAN, DESA BELO-PALIBELO JADI LANGGANAN BANJIR DI MUSIM HUJAN
wartadesabelopalibelo-Desa Belo Kecamatan Palibelo-Bima merupakan daerah muara dari luapan banjir dari berbagai desa di Kecamatan Palibelo, Kecamatan Lambitu dan Kecamatan Belo. Aliran sungai dari berbagai desa dan kecamatan itu akan bermuara di tengah perkampungan Desa Belo Kecamatan Palibelo kemudian baru mengalir ke laut. Ketiga sungai itu adalah tumpahan air dari kecamatan Lambitu kemudian masuk di Desa Ntonggu, Teke, Tonggorisa hingga ke perkampungan Desa Belo, begitu pula air yang meluap dari desa Nata, Dore, Roi dan Roka akan meluap melalui sungai yang tengah yang membelah areal pertanian Desa Belo juga bermuara di perkampungan Desa Belo. Kemudian luapan air sungai yang berasal dari desa Ncera, Soki, ngali, cenggu, Tente hingga melewati Rabakodo dan akhirnya juga akan bermuara pada tengah kampung Desa Belo.
Kondisi ini diperparah oleh adanya sedimentasi air laut yang sangat tinggi karena air pasang serta disatu sisi kondisi sungai Desa Belo sudah sangat dangkal.
Berbagai upaya pernah dilakukan untuk mendapatkan solusi terhadap persoalan banjir ini di antaranya adalah membuat tanggul penahan banjir tetapi itu baru separuh dari kebutuhan.
Kondisi hujan yang merata di Kabupaten Bima pada hari ini Senin (20/01/2024) mengakibatkan banjir di Desa Belo-Palibelo
Kades Belo-Palibelo yang dikonfirmasi saat meninjau banjir di Desa Belo menyampaikan harapan agar Pemerintah Kabupaten Bima atau Propinsi dapat melakukan upaya pencegahan terhadap banjir ini
"Kami sangat berharap kepada Pemerintah Kabupaten maupun Propinsi NTB dapat mengambil langkah-langkah untuk membuat tanggul sepanjang area bantaran sungai dan membangun jalan inspeksi, melakukan pengerukan alir sungai dan kalau dimungkinkan untuk pengalihan alir sungai agar masyarakat tidak selalu menjadi korban banjir" tandas Akhmad Fansuri Kades Belo.
Kondisi banjir yang menggenangi perkampungan Desa Belo adalah terjadi setiap tahunnya ketika musim hujan dan pada tiap tahunnya bisa terjadi 5 sampai 6 kali.
"Kalau Desa Belo-Palibelo banjir itu sudah terlalu biasa yang aneh itu kalau Desa Belo tidak banjir karena untuk awal musim hujan ini saja sudah 5 kali banjir meluap dan kami selalu berharap agar masyarakat selalu waspada" lanjutnya.
Korban dari banjir ini terutama warga disekitar bantaran sungai bahkan meluap sampai ke pertengahan kampung, disatu sisi kerugian akan dialami oleh petani yang sawahnya terendam air bahkan tidak jarang korban banjir akan dialami oleh petani tambak bandeng, udang dan garam di Desa Belo. Nilai kerugian tentunya sangatlah besar untuk tiap tahunnya mencapai angka Miliyaran untuk tiap tahunnya. Lokasi yang terdampak banjir adalah 7 RT dari 10 RT yaitu RT 02, 03, 04, 05 Dusun Uma Me'e serta RT 06, 07 dan 08 Dusun Rato. Jumlah KK yang terdampak adalah sekitar 150 KK dengan ketinggian banjir berkisar 50 cm sampai 1,5 Meter (lokasi bantaran sungai)
Sampai berita ini diturunkan kondisi banjir belum surut dan sebagian masyarakat terdampak sudah mengungsi kerumah keluarga.