Artikel
FAKTA DIBALIK MITOS "JUMBA JAO" DI KABUPATEN BIMA
desabelopalibelo
Mitos merupakan sebuah cerita yang berkembang dalam masyarakat adat yang masih dipercaya kebenarannya oleh sebagian masyarakat adat atau desa walaupun itu sulit dibuktikan kebenarannya. Begitu halnya Desa Belo Palibelo mempunyai banyak cerita yang masih dipercayai kebenarannya. Diantaranya cerita yang melegenda pada masyarakat Desa Belo Palibelo adalah diantaranya adalah Nggali Nggawa, Temba Na'e, Guru Siba, Smara Ngolu, Jumba Jao dan banyak juga yang lainnya.
Jumba Jao (Jubah Hijau) dikenal sebagai cerita yang sangat melekat dengan masyarakat Desa Belo. Entah dimulai saat kapan cerita ini dimulai tetapi sumber informasi dari masyarakat di Desa Belo Palibelo menuturkan bahwa JUMBA JAO adalah perwujudan dari sosok seorang sufi yang mempunyai makam yang dikeeamatkan oleh mastarakat. Adapun makam keramat tersebut terletak diatas pundak gunung sebelah utara pemukiman masyarakat Desa Belo. Kemunculan makam itu terlihat dari adanya sepasang batu nisan yang dari batu yang berada dibawah rindangnya pohon dan diapit oleh teguhnya batu besar yang dikenal dengan Rontu Mbe'e. Keberadaan Dua nisan makam itu sering didatangi walaupun sekedar ingin membuktikan kebenaran kalau diukur jaraknya secara berulang maka selalu hasilnya tak sama padahal posisinnya tidak berubah.
Makam keramat yang juga dikenal dengan Jumba Jao itu pada waktu dahulu sering dilakukan ziarah oleh masyarakat Desa Belo bahkan oleh masyarakat di luar Desa Belo terutama pada hari-hari tertentu seperti hari Jumat, hari Raya idul Fitri dan hati besar Islam lainnya.
Kebiasaan ziarah itu terus dipertahankan walaupun sekarang ttidak seintes dulu. Namun bekas-bekas sejarah dan cerita masih melekat dalam pikiranya masyarakat sampai dengan hari ini.
Dikisahkan bahwa Jumba Jao tidak bisa terpisah dengan keberadaan masyarakat Desa Belo karena diyakini sebagai tokoh yang selalu bersama masyarakat Desa Belo Palibelo ketika berhadapan dengan terancamnya keamanan dan kerawanan sosial termasuk kesehatan.
Hasil dari penuturan orang-orang tua dan tokoh adat meriwayatkan bahwa pernah suatu saat ketika adanya penyerbuan oleh Nato terhadap Jepang yang terpusat di Uma Me'e. Bombardier bom dilepas dari pesawat tempur untuk melakukan pemboman terhadap pasukan Jepang/Nipon yang ada di Uma Me'e dan Bandar Udara. Banyak Bom yang melesat hingga ke perkampungan Desa Belo, saat itulah banyak yang menyaksikan kehadiran JUMBA JAO dengan Jubah Hijaunya menghalau bom yang jatuh hingga bergeser sekitar tambak baratnta bandara serta tidak meledak.
Cerita ini terus berkembang dikalangam masyarakat Desa Belo yang dipercayai kebenarannya.
Akhmad Fansuri Kades Belo Palibelo sekaligus pemerhati budaya membenarkan adanya cerita tersebut dan diyakini kebenarannya oleh sebagian masyarakat.
"Keberagaman budaya yang dimiliki oleh masyarakat adat harus dihargai sebagai proses sejarah yang dimiliki dan berkembang untuk dimaknai satu kekuatan dan kebanggaan bersama bagi masyarakat Desa Belo maupun Kabupaten Bima" Ungkap Akhmad Fansuri.
"Adapun fakta yang tersembunyi dibalik mitos adalah kenyataan sejarah yang bisa dianalisis dan dikaji kebenarannya agar tidak terjadi kesilapan senarah" Tambah Akhmad Fansuri.
Entah sampai kapan mitos-mitos ini bertahan dalam kepercayaan masyarakat sebagai sesuatu yang nyata. Tapi biarkan mitos itu bercerita sampai menemukan titik kenyataan faktanya.
red. @f
sumber:ceritarakyat