Artikel
PEMDES BELO GELAR SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING DI DESA BELO PALIBELO
Kabupaten Bima-wartadesabelopalibelo
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022. Angka ini turun 2,8 poin dari tahun sebelumnya. NTB tahun 2022 prevalensi stunting naik menjadi 32,7 persen dan Kabupaten Bima Dalam tiga tahun terakhir sejak tahun 2020, angka stunting atau gagal tumbuh anak mencapai angka 24,59% dan turun menjadi 18,2% pada tahun 2021. Angka tersebut kemudian turun pada angka 13,8% di tahun 2022.
Upaya pencegahan dan penanganan stunting di desa Belo Kecamatan Palibelo terus digenjot oleh pemerintah Desa Belo Kecamatan Palibelo. Berbagai upaya dengan terus melakukan sosialisasi tentang pencegahan stunting berawal dari sasaran ibu hamil, bayi dan balita serta pada masyarakat umumnya. Begitu pula dengan penangan terhadap anak-anak yang terindikasi Stunting terus dilakukan melalui layanan Posyandu Keluarga yang ada di Desa Belo. Termasuk juga penguatan kapasitas Kader Posyandu, KPM, Pokja Posyandu dalam pencegahan dan penanganan stunting di Desa Belo.
Kegiatan yang bertajuk Pencegahan dan Penanganan Stunting di Desa Belo yang di gelar hari ini Selasa (16/5/2023) yang bertempat di Aula Kantor Desa Belo yang menghadirkan Pihak DPMDes Kabupaten Bima, Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Palibelo, Camat Palibelo dan Pemerintah Desa Belo serta BPD Desa Belo. Adapun peserta yang hadir adalah Kader Posyandu, Pokja Posyandu, Bidan Desa, Puspaga, Orang tua dari anak yang terindikasi Stunting, Toma dan Tokoh Perempuan serta Mahasiswa KKN Poltekes Kemenkes Mataram di desa Belo.
Pemerintah Desa Belo Kecamatan Palibelo dalam mendorong dan mendukung upaya pencegahan dan penanganan Stunting di desa Belo mengalokasikan anggaran melalui APBDes Tahun 2023 dengan harapan dapat menurunkan angka stunting di Desa Belo.
"Kami sangat serius untuk berupaya mendorong pencegahan dan penanganan Stunting dengan mengalokasikan kegiatan tersebut melalui dana desa setiap tahunnya dan tentunya dengan harapan agar angka stunting yang ada dapat kita turunkan sehingga pada akhirnya kita bebas dari stunting" tandas Akhmad Fansuri Kades Belo saat memberikan kata pengantar.
Senada dengan apa yang disampaikan Kades Belo, Camat Palibelo Kumara Jaya, S.STP, M.Si dalam sambutannya menekankan peran para pihak terutama Pemerintah Desa melalui kebijakan anggarannya, Posyandu, Pokja Posyandu, KPM, Bidan Desa dan Tenaga Medis dari PKM Palibelo agar tetap bersinergi dalam mendorong pencegahan dan penangan Stunting di Desa Belo.
"Pencegahan dan penanganan stunting harus dilakukan dengan pola konvergensi dan masif yaitu dengan memaksimalkan peran semua pihak termasuk masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan dan penanganan Stunting di Desa" tambahnya.
Kepala Dinas PMD Kabupaten Bima H. Putarman, SE dalam sambutannya menyampaikan bahwa Stunting di NTB menjadi menjadi rool model karena data yang ditunjukkan by name by adres dan angka per Januari-Februari 2023 14 persen dan untuk Kecamatan Palibelo 12 persen.
"Saya ingin pertegas bahwa kegiatan kesehatan terutama pencegahan dan penanganan stunting harus mendapatkan dukungan anggaran melalui dana desa sehingga penanganan ini betul-betul kita mulai dari akar rumput" lanjutnya.
Ihwan Budiman, M.Ap. Kabid Sosbud DPMDes Kabupaten Bima memaparkan bahwa Pemerintahan Desa adalah satu institusi yang menjadi bagian penting untuk memanusiakan manusia, salah satunya pada layanan Posyandu karena mulai dari ibu hamil, bayi, balita, remaja dan lansia menjadi progres penanganan untuk bagaimana membangun kesehatan didesa.
"Intervensi dana desa untuk pencegahan stunting dapat dilakukan dengan pengadaan alat-alat pendukung posyandu dan pemberian makanan tambahan dan gizi" lanjut Ihwan Budiman.
Penyampaian materi kaitan pencegahan dan penanganan stunting juga disampaikan oleh Ibu Mimin dari DPMDes, Dinas Kesehatan PKM Palibelo dan Mahasiswa KKN POLTEKES KEMENKES MATARAM.
red.@f