Artikel
Merajut Cinta Untuk La Hila. Akhmad Fansuri Dalam Sebuah Prespektif
Kabupaten Bima-wartadesabelopalibelo
La Hila adalah sebuah legenda yang mengisahkan keteguhan dan kehormatan bagi seorang wanita Donggo. Cerita yang mengisahkan tentang La Hila di tanah Donggo tepatnya di Kala Donggo telah menjadi inspirasi bagi masyarakat dana Mbojo (Bima) dan daerah lain di Indonesia. La Hila adalah sebuah nama yang disematkan kepada seorang putri cantik jelita laksana bidadari di tanah Donggo yang menyita perhatian bagi masyarakat Donggo, bahkan beberapa pangeran di berbagai kerajaan yang ada saat itu. Rasa penasaran dan keinginan untuk mempersuntingnyapun datang dari segala penjuru, perselisihan dan pertikaianpun tidak bisa dihindari bahkan berujung mengorbankan darah dan nyawa.
Seiring berjalannya waktu putri Donggo yang bernama La Hila mengasingkan dirinya untuk menghindari pertikaian demi ingin melihat kedamaian diantara masyarakat dan beberapa kerajaan yang mengincarnya untuk menjadi permaisuri. Pengasingan yang lama berujung pada renkarnasi menjadi serindang bambu sebagai pengingat tentang dirinya yang hilang.
La Hila kalau dimaknakan adalah "dia yang hilang" memberi makna bahwa kehilangannya bukan berati menyerah tetapi ingin menunjukan keteguhan dan ketulusannya untuk kedamaian dan kemanusiaan dan simbol bambu adalah bentuk dari pohon yang kuat mengakar dan selalu tumbuh dengan rindangan yang tak berdiri sendiri. Pohonan Bambu seakan mengajarkan kita untuk saling menopang seperti halnya bahwa kita adalah manusia sosial yang harus saling menjaga.
Jejak cinta untuk La Hila masih tampak pada gundukan-gundukan batu yang mengisyaratkan seperti telapaknya dan tempat pemandiannya, begitupun dengan bambu yang disimbolkanpun mulai hilang.
Tetapi aura saksi bisu berupa gunung dan batu seperti tak pernah lelah mengajarkan tentang sosok La Hila bagi masyarakat Tanah Bima
Akhmad Fansuri dalam Jejak sehari merajut Cinta untuk La Hila menapaki bekas tapak-tapak La Hila di Tanah Donggo, mengagumi cintanya dan menghargai keteguhan pengorbanannya. Saatnya kita merajut Cinta Untuk La Hila.
La Hila adalah Kita.